NARRATIVE VS NON NARRATIVE MUSIC VIDEO | Collective Corner Rekam Skena Cherrypop Fest 2024
Kenapa pop dangdut jawa cenderung dekat dengan komedi dan kelas menengah ke bawah? Bahasan yang menarik pada sesi ini. Pun bagaimana teknik pemasaran sebuah band baru yang menggunakan bentuk music video atau video lirik.
Pada 10-11 Agustus 2024 yang lalu kami berkesempatan kerja bareng lagi dengan Cherrypop Festival untuk aktivasi program Collective Corner-Rekam Skena tahun ini, setelah di tahun sebelumnya kami juga kerja bareng untuk memproduksi 4 film dokumenter musik dari Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto dan Cilacap dengan tajuk Rekam Skena; Banyumasan (2023). Di Collective Corner tahun ini kami bersama Lintas Kultura & Akademi Bahagia EA
Untuk program aktivasi pertama kami membawa bahasan yang cukup lawas namun tetap renyah untuk dikunyah hari ini. Narrative VS Non Narrative Music Video dengan menghadirkan mas Jaya, mas Misbah, dan mbak Dinda. Mas Jaya Pradana dan mas Muhammad Misbah Khoironi melalui kolektif Jaya Jaya Visipro karena sering menggarap video musik dari Ndarboy Genk - Modal Percoyo yang selalu naratif dalam penyampaiannya. Sedangkan Dinda Oktaviana merupakan pembuat video musik baru yang projek pertamanya lumayan berat, melalui video lirik Perang karya band Bagava, ia harus juga mengenalkan band baru itu. How they do the best? Let's discuss...
Materi video musik yang jadi bahan diskusi kami kemarin:
Di luar tentang bahasan itu semua ada satu hal penting yang disepakati waktu itu dan tidak bisa kita lewatkan, riset. Riset menjadi pondasi yang sangat krusial. Sebab melalui riset kita bisa menemukan bentuk terbaiknya dari sebuah materi promosi melalui music video maupun video lirik.
Share karya video kalian di Group Pehagengster untuk kita bisa diskas. Simak dokumentasi acara lengkapnya di sini. Gas!
Dok foto oleh: Angga Kurniawan
---
Pehagengsi; Alter\Native
Pehagengsi powered by Mergo Konco Studio
No comments: